DalamKhutbah Jumat di Masjid Suciati Saliman kali ini, kami akan menceritakan dua kisah. Dua kisah ini akan mengajarkan pada kita bagaimanakah kita diajarkan loyal dan cinta kepada sesama muslim dan bagaimanakah bersikap kepada non-muslim. Kisah pertama - Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,اَلْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىMarhaban ya Ramadhan, selamat datang bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan..Alhamdulilah hari ini, 1 April 2022 kita kembali bertemu dalam majelis khotbah dan salat Jumat menjelang datangnya bulan suci Ramadan, yang insya Allah besok kita sudah mulai menjalankan ibadah dengan itu, maka tema khotbah yang diangkat kali ini adalah tentang menggapai keberkahan di bulan Khutbah Jumat Ramadhan Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Bulan Ramadan sering disebut sebagai bulan keagungan, bulan syahrum Mubarak, bulan yang penuh berkah, di antaranya terdapat malam lailatul qadar di dalamnya. Mengenai keberkahan ini, dalam surah Ad-Dukhan disebutkan sesuai firman Allah SWTاِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ‌ اِنَّا كُنَّا مُنۡذِرِيۡنَInnaaa anzalnaahu fii lailatim mubaarakah; innaa kunnaa munziriinArtinya "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan." QS. Ad-Dukhan 3Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur'an pada malam yang dikenal dengan malam "Lailatul Qadar" untuk memperingatkan hamba-Nya dan supaya mereka takut kepada pada malam itu Dia telah memerinci semua hal yang bermanfaat bagi hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Dia adalah Tuhan semesta alam yang mengatur langit dan bumi dan yang ada di antara telah menurunkan Al-Qur'an pada malam qadar, seperti disebutkan dalam surah Al-Qadr ayat 1-3 berikut iniاِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِInnaa anzalnaahu fii lailatil qadrSesungguhnya Kami telah menurunkannya Al-Qur'an pada malam اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕWa maa adraaka ma lailatul qadrDan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕLailatul qadri khairum min alfii shahrMalam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,Ibadah pada malam qadar itu mempunyai nilai yang sangat tinggi di mata Allah, lebih tinggi daripada ibadah selama seribu ayat ini, Allah menerangkan keutamaan Lailatul-Qadr yang sebenarnya. Malam itu adalah suatu malam yang memancarkan cahaya hidayah sebagai permulaan tasyri' yang diturunkan untuk kebahagiaan manusia. Malam itu juga sebagai peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penghabisan bagi umat manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan mereka sepanjang zaman. Malam tersebut lebih utama dari seribu bulan yang mereka lalui dengan bergelimang dosa kemusyrikan dan kesesatan yang tidak berkesudahan. Ibadah pada malam itu mempunyai nilai tambah berupa kemuliaan dan ganjaran yang lebih baik dari ibadah seribu bulanPeristiwa turunnya Al-Qur'an itu terjadi pada bulan Ramadan sebagaimana firman Allahشَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَShahru Ramadaanallaziii unzila fiihil Qur'aanu hudal linnaasi wa baiyinaatim minal hudaa wal furqoon; faman shahida minkumush shahra falyasumhu wa man kaana mariidan aw 'alaa safarin fa'iddatum min ayyaamin ukhar; yuriidul laahu bikumul yusra wa laa yuriiArtinya "Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan dia tidak berpuasa, maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." QS. Al-Baqarah 185.Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, di antara hikmah berpuasa Ramadhan adalah mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita selama ini. Karena makna ibadah secara mutlak, termasuk ibadah puasa, adalah ungkapan syukur dari seorang hamba kepada Tuhannya atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena sebenarnya kita tidak akan dapat menghitung nikmat yang diberikan Allah dikutip laman NU Online, saat berpuasa di bulan Ramadan, setidaknya ada 3 manfaat ya bisa kita peroleh, yaitu fâ’idah rûhiyyah manfaat psikologis/spiritual/kejiwaan, fâ’idah ijtimâ’iyyah manfaat sosial-kemasyarakatan dan fâ’idah shihhiyyah manfaat kesehatan. Mengenai manfaat kejiwaan berpuasa Ramadan, yaitu pembiasaan diri kita agar berlaku sabar, mengajarkan sabar melawan hawa nafsu, dan ekspresi atau ungkapan mengenai karakteristik takwa yang tertanam dalam hati, sehingga takwa ini menjadi tujuan khusus saat berpuasa untuk manfaat sosial-kemasyakatan dalam puasa Ramadan ini adalah pembiasaan kita, umat Islam, untuk tertib, disiplin dan bersatu padu, cinta keadilan dan kesetaraan di antara umat Islam. Antara yang kaya dan yang miskin, antara yang pejabat dan rakyat, antara pengusaha dan karyawan, dan seterusnya. Tidak ada perbedaan di antara mereka, semuanya wajib berpuasa ketika telah memenuhi persyaratannya. Selain itu juga bermanfaat sebagai pembentukan rasa kasih sayang dan berbuat baik di antara kaum Muslim, sehingga puasa Ramadan ini melindungi masyarakat dari keburukan-keburukan dan kerusakan. Selanjutnya manfaat kesehatan dari berpuasa Ramadan adalah berpuasa itu membersihkan usus-usus dan pencernaan, memperbaiki perut yang terus-menerus beraktifitas, membersihkan badan dari lendir-lendir/lemak-lemak, kolesterol yang menjadi sumber penyakit, dan puasa dapat menjadi sarana diet atau pelangsing karenanya, marilah kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT, bulan Ramadan ini, kita jadikan bulan kesederhanaan, bulan peribadatan, bulan memperbanyak berbuat kebajikan kepada orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan bantuan, bulan perlindungan badan kita, ucapan kita dan hati kita dari hal-hal yang dilarang agama. Beberapa contohnya seperti menjauhi perkataan keji, ghibah, menebar hoaks, fitnah, hate speech ujaran kebencian, dan adu domba, baik secara langsung maupun melalui media-media digital, media elektronik, televisi, radio, internet, dan media sosial medsos. Yang pada intinya marilah kita jadikan bulan Ramadan ini bulan penyucian badan dan rohani kita dari segala keburukan, agar kita mendapatkan hikmah yang berharga dan keberkahan khutbah Jumat kali ini, semoga bermanfaat dan kita insya Allah bisa meraih keberkahan di bulan Ramadan..Aamiin yaa robbal 'alamiinWassalamu'alaikum warahmatullaahi juga Bacaan Doa Puasa Hari Pertama Ramadhan Arab, Latin, dan Terjemahan Apa Shalat Tarawih Wajib & Apa Hukum Qiyamul Lail Bulan Ramadhan? Contoh Khutbah Jumat Menyambut Ramadhan 2022 soal Tingkatan Puasa - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom

Jamaahshalat Jum'at hafidhakumullah, Setidaknya ada dua poin yang perlu digarisbawahi dari ulasan tersebut. Pertama, tahun baru hijriah harus dimaknai dalam kerangka perjuangan Nabi dalam merealisasikan nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlandaskan asas ketuhanan dalam Islam ( rahmatan lil 'alamin ).

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID zmj3_W_BJNKqXc5sR855O99gCkwukmw0ciyLdJCoNRrq9nxbFVv1ww== Salahsatunya yakni melalui khutbah Jumat Syawal pertama setelah Ramadan. Bulan Syawal adalah bulan penuh keberkahan. Umat muslim dapat mengerjakan amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW, mulai dari puasa 6 hari di bulan Syawal, memperbanyak sedekah, dan amalan lainnya. Baca juga: Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan, Ini Hukumnya. Kadang kita merasa Allah tidak adil dengan kita. Saat teman-teman yang lain sudah sukses, kita masih terus berjuang menggapai kesuksesan itu. Namun ternyata semua pasti ada لِلهِ الْكَرِيْمِ المَنَّانِ, خَالِقِ الْإِنْسِ وَالْجَانِّ, أَنْزَلَ الْقُرْآنِ, وَعَلَّمَ اْلبَيَانِ, فَأَنْطَقَ الِّلسَانِ عَلَى خَيْرَ خَلْقِ اللهِ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلاَم، مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعالَمِيْنَ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ،Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan AllahSuatu hari, pada saat Nabi hendak berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah, nabi tertahan di bukit Hudaibiyah. Utsman lalu bertandang ke markas kafir Quraisy untuk bernegosiasi. Namun tersiar kabar bahwa Utsma terbunuh. Setelah kabar terbunuhnya Utsman dipatahkan dan Utsman bin Affan kembali dengan selamat. Datanglah utusan Quraisy kepada Rasulullah SAW untuk mengajak berdamai. Utusan tersebut bernama Suhail bin Amr, saudara Bani Amir bin Suhail datang kepada Rasulullah SAW dan berbicara panjang lebar terkait tujuannya datang karena diutus oleh para pembesar Quraisy untuk berdamai dengan Rasul SAW dan mungkin saja beberapa pembicaraan yang lain, akhirnya diputuskan oleh Rasulullah SAW bahwa beliau mau berdamai dengan kaum Quraisy yang berada di perdamaian ini tidak disetujui oleh sebagian sahabat. Salah satu sahabat Rasulullah Saw. yang tidak setuju dengan keputusan perdamaian yang disetujui Rasulullah tersebut adalah Umar bin Khattab. Umar menyatakan ketidaksetujuannya kepada sahabat Abu Bakar berkata kepada Abu Bakar, “Bukankah dia Nabi Muhammad utusan Allah Swt?” Abu Bakar menjawab, “Benar.” Umar bertanya kembali, “Bukankah kami orang-orang muslim, sedangkan mereka kaum kafir Quraisy adalah orang-orang musyrik?” “Benar Umar,” jawab Abu Bakar. Umar melanjutkan pertanyaannya, “Lalu mengapa kita rela menjual agama kita hanya dengan kehidupan duniawi kita?”Pertanyaan Umar ini membuat Abu Bakar agar marah, “Wahai Umar, tetaplah mentaatinya Rasulullah Saw.” Umar malah menjawab, “Aku bersikap seperti ini justeru karena mentaati ajarannya.”Tidak puas dengan jawaban Abu Bakar, Umar langsung mendatangi Rasul dan menyatakan ketidaksetujuannya atas rencana perdamaian Rasul dengan kaum Quraisy tersebut dengan kata-kata dan pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan dan perkataan yang ia sampaikan kepada Abu jawaban Rasulullah SAW saat itu malah ingin menunjukkan bahwa perdamaian tersebut adalah keputusan yang dilandaskan pada wahyu Allah, “Aku utusan Allah, aku tidak akan menyalahi perintah Allah dan Dia tak akan menyia-nyiakanku.”Mendengar penjelasan Rasulullah tersebut, Umar kemudian bertaubat dan memohon maaf kepada Rasul. Tidak hanya meminta maaf, Umar bahkan bercerita bahwa ia telah memerdekakan budak sebagai penebus atas kesalahannya saat Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah“Semua pasti ada hikmahnya,” begitulah kata orang bijak. Mengalahnya nabi dalam beberapa poin perjanjian ternyata ada hikmahnya. Hal itu bahkan menjadi keuntungan nabi di masa yang akan satunya adalah ketenangan dan keamanan situasi. Sehingga hal ini difungsikan Rasulullah Saw. untuk berdakwah kepada para raja, beberapa di antaranya, Kaisar Romawi, yaitu Raja Heraklius, Kisra Persia, Raja Najasi Habasyah dan beberapa raja yang lain. Hal ini disebutkan oleh Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-Hadis pada hari Hudaibiyah tersebut, Rasulullah Saw dan kaum muslimin tidak bisa memasuki kota Mekkah, namun pada tahun setelahnya Rasulullah Saw. dan kaum muslimin akhirnya bisa masuk ke kota Mekkah dan melakukan Ibn Hisyam, umrah ini disebut sebagai Umrah al-Qaḍā’ umrah pengganti. Bahkan kaum Quraisy membiarkan Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin untuk tinggal di Mekkah selama tiga hari. Dalam jeda waktu inilah Rasulullah SAW masih sempat melaksanakan pernikahan dengan Maimunah binti itu, Ibn Hisyam juga menyebutkan bahwa peristiwa Fath Makkah merupakan buah kesabaran Rasulullah Saw dalam menghadapi kaum Quraisy pada perjanjian Hudaibiyah. Bahkan, dengan mengutip Imam Ibnu Shihab az-Zuhri w 124 H, Ibn Hisyam menyebutkan dalam waktu dua tahun setelah perjanjian Hudaibiyah ditandatangani, jumlah orang yang masuk islam jauh lebih banyak daripada jumlah kaum muslimin sebelum adanya perjanjian Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan AllahDari kisah kerugian Rasul dalam perjanjian hudaibiyah ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa setiap hal yang kita dapatkan, meskipun itu merugikan bagi kita, semua pasti ada hikmahnya. Selama kita masih selalu ikhtiyar, berusaha, dan selalu percaya kepada jalan-jalan yang telah ditentukan Allah SWT, maka dengan izin Allah SWT, kita akan menemukan hikmahnya. Karena tidak ada ciptaan dan ketentuan Allah yang ini sebagaimana tertuang dalam surat Ali Imran ayat 191الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِArtinya, “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”Jika ada sebagian dari kita yang merugi saat usaha, di-PHK dari kantornya, susah mendapatkan rejeki, dan lain sebagainya, maka kita perlu ingat janji Allah SWT di atas. Tidak ada yang sia-sia. Teruslah berusaha, tetaplah berjuang untuk mendapatkan keinginan kita. Dalam suatu waktu mungkin kita perlu istirahat sebentar, namun kita tidak boleh berhenti. Siapa tahu, Allah SWT sudah menyiapkan jalannya. Kombinasikan ikhtiyar dan tawakkal secara bersama, selain itu juga perlu disertai kesabaran dan rasa qanaah. Justru semakin dipikirkan, maka masalah itu akan terasa semakin berat. Percayalah, bahwa semua pasti ada hikmahnya. Kita bisa belajar dari masalah-masalah yang menimpa. Setelah itu, kita semakin terlatih agar tidak terjerembab dalam masalah yang Muslimin Sidang Jumat yang Dimuliakan AllahSemoga khutbah singkat ini bermanfaat, khususnya bagi khatib pribadi, dan umumnya bagi jamaah اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُTeks Khutbah Keduaاَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.
BacaJuga:Khutbah Jumat: Menjadi Warga Baik untuk Negara yang Baik. Sabar merupakan salah satu amaliyah yang sangat penting dalam ajaran Islam. Oleh karena pentingnya kedudukan sabar itulah, sabar dijadikan oleh Allah ﷻ sebagai satu sebab dari berbagai sebab atau faktor mendapatkan pertolongan dan kebersamaan bersama Allah Taala.

Khutbah kali ini ada kisah-kisah menarik dari sahabiyah Anshar Ummu Sulaim, yang nama lainnya adalah Rumaysho. Semoga kita bisa memetik pelajaran tentang keimanan, kesabaran, dan akhlak yang mulia. Khutbah Pertama الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah … Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Murid-murid Nabi kita dari kalangan sahabat adalah orang-orang mulia dan akhlaknya patut dicontoh. Di antara mereka ada sahabat dari kalangan Anshar yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam katakan, آيَةُ الإِيْمَانِ حُبُّ الأنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأنْصَارِ “Di antara tanda iman adalah mencintai kaum Anshar. Di antara tanda kemunafikan adalah membenci Anshar.” HR. Bukhari, no. 16 Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan kita agar berbicara tentang kebaikan mereka, tidak boleh menjelekkan dan mencela mereka. Dalam hadits disebutkan, لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى ، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ “Janganlah kalian mencela sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka itu tidak bisa menandingi satu mud infak sahabat, bahkan tidak pula separuhnya.” HR. Bukhari, no. 3673 dan Muslim, no. 2540. Baca juga Tak Boleh Mencela Sahabat Nabi Pada kesempatan Jumat kali ini, ada satu sahabat wanita dari kalangan Anshar yang berasal dari suku Khazraj yang mesti kita gali pelajaran dari beliau. Ia adalah Ummu Sulaim. Ada yang menyebut Ummu Sulaim memiliki nama Ghumaisha’. Ada juga yang menyebutnya dengan Rumaysho, Sahlah, Anifah, atau Rumaitsah. Ia adalah putri dari Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Aamir bin Ghanam bin Adi bin An-Najar. Rumaysho ini adalah ibu dari Anas bin Malik, pelayan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Rumaysho awalnya menikah dengan Malik yang kafir. Ia menuntun putranya Anas untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia menuntun putranya, ucapkanlah “LAA ILAHA ILLALLAH, ASY-HADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAH.” Anas pun mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut. Setelah Anas masuk Islam, Malik berkata kepada Ummu Sulaim, لاَ تُفْسِدِي عَلي ابْنِي . فَتَقُوْلُ إِنِّي لاَ أُفْسِدُهُ . “Kamu jangan merusak anakku.” Ummu Sulaim menjawab, “Aku tidaklah merusaknya.” Baca juga Keutamaan Kalimat LAA ILAHA ILLALLAH Malik kemudian pergi. Lantas Malik bertemu musuhnya, lalu ia dibunuh oleh musuhnya. Ummu Sulaim tidaklah menikah sampai Anas sendiri yang menyarankan ibunya menikah. Kemudian Ummu Sulaim dilamar lalu menikah dengan Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari. Lalu putranya dari pernikahan tersebut adalah Abu Umair dan Abdullah. Ummu Sulaim pernah mengikuti perang Hunain dan Uhud. Ia adalah di antara wanita-wanita istimewa. Rumaysho Ummu Sulaim adalah di antara sahabat yang mulia, dikenal dengan akhlaknya yang luar biasa dan bagaimanakah kesabarannya yang sulit ditemukan di zaman ini. Baca juga Jihad dengan Ilmu vs Senjata Kisah pertama dari Rumaysho Ummu Sulaim Anas mengatakan bahwa Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim sebelum Abu Thalhah masuk Islam. Ummu Sulaim berkata, “Saya tertarik kepadamu dan semisalmu juga mendatangiku. Sayangnya, kamu itu laki-laki kafir. Saya adalah wanita Muslimah. Jika kamu masuk Islam, itu sudah cukup menjadi maharku, aku tidak meminta mahar yang lainnya lagi.” Lantas Abu Thalhah masuk Islam dan menikahi Ummu Sulaim. Lihat Tahdzib Hilyah Al-Auliya’ wa Thabaqaat Al-Ashfihaa’ karya Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Ash-fahani, hlm. 279. Pelajarannya Jadilah orang yang memiliki pendirian kokoh. Jangan sampai mau korbankan agama hanya karena ada pria atau wanita yang tertarik menikah. Baca juga Jadilah Wanita Seperti Ummu Sulaim, Jangan Sampai Korbankan Agama Karena Pria Kisah kedua dari Rumaysho Ummu Sulaim Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu menceritakan Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan lapar, lalu beliau shallallahu alaihi wa sallam mengirim utusan ke para istri beliau shallallahu alaihi wa sallam. Para istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Kami tidak memiliki apa pun kecuali air”. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapakah di antara kalian yang ingin menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshar berseru, “Saya.” Lalu orang Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, dan ia berkata, “Muliakanlah tamu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam!” Istrinya menjawab, “Kami tidak memiliki apa pun kecuali jatah makanan untuk anak-anak.” Orang Anshar itu berkata, “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-anak kalau mereka minta makan malam!” Kemudian, wanita itu pun menyiapkan makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya. Dia lalu bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur dalam keadaan lapar. Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Malam ini Allah tertawa atau takjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah menurunkan ayat, وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ “Dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. Al-Hasyr 9. HR Bukhari, no. 3798. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan nama orang Anshar yang melayani tamu tersebut adalah Abu Thalhah radhiyallahu anhu. Istri Abu Thalhah adalah Ummu Sulaim radhiyallahu anha. Pelajarannya Milikilah sifat mulia itsar, yaitu mendahulukan orang lain daripada diri sendiri untuk urusan dunia, padahal diri kita sendiri butuh. Sifat itsar lebih dari sekadar berderma, tetapi lebih pada berkorban demi saudara dan begitu kuatkanya keyakinan akan janji Allah. Baca juga Berbagai Kisah Itsar Penuh Teladan Kisah ketiga dari Rumaysho Ummu Sulaim Dari Anas, ia berkata mengenai putera dari Abu Thalhah dari istrinya Ummu Sulaim. Ummu Sulaim berkata pada keluarganya, لاَ تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بِابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ “Jangan beritahu Abu Thalhah tentang putranya, biar aku sendiri yang memberitahukan kepadanya.” Diceritakan bahwa ketika Abu Thalhah pulang, istrinya Ummu Sulaim kemudian menawarkan padanya makan malam. Suaminya pun menyantap dan meminumnya. Kemudian Ummu Sulaim berdandan cantik yang belum pernah ia berdandan secantik itu. Suaminya pun menyetubuhi Ummu Sulaim. Ketika Ummu Sulaim melihat suaminya telah puas dan telah menyetubuhi dirinya, ia pun berkata, يَا أَبَا طَلْحَةَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ قَوْمًا أَعَارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيْتٍ فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ أَلَهُمْ أَنْ يَمْنَعُوهُمْ قَالَ لاَ. قَالَتْ فَاحْتَسِبِ ابْنَكَ. “Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga, lalu mereka meminta pinjaman mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk diambil?” Abu Thalhah menjawab, “Tidak.” Ummu Sulaim, “Bersabarlah dan berusahalah raih pahala karena kematian puteramu.” Abu Thalhah lalu marah kemudian berkata, “Engkau biarkan aku tidak mengetahui hal itu hinggga aku berlumuran janabah, lalu engkau kabari tentang kematian anakku?” Abu Thalhah pun bergegas ke tempat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan mengabarkan apa yang terjadi pada beliau shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun mendoakan, بَارَكَ اللَّهُ لَكُمَا فِى غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا “Semoga Allah memberkahi kalian berdua dalam kebaikan pada malam yang telah berlalu dari kalian berdua.” Akhirnya, Ummu Sulaim pun hamil lagi. HR. Muslim, no. 2144. Pelajarannya Dari kisah ini, kita bisa melihat bagaimana kuatnya kesabaran Ummu Sulaim, sungguh ia begitu penyabar. Sampai-sampai ketika putranya meninggal dunia, ia bisa bersabar seperti itu. Ketika dapat musibah kala itu, ia tetap melayani suaminya seperti biasa, bahkan ia pun berdandan begitu istimewa demi memuaskan suaminya di ranjang. Tatkala suaminya puas, baru ia kabarkan tentang kematian putranya. Sungguh kesabaran yang luar biasa. Ingat pula bahwa doa berkah Nabi shallallahu alaihi wa sallam sungguh luar biasa. Ummu Sulaim setelah itu dikarunia tujuh anak yang kesemuanya telah menamatkan Al-Qur’an. Itulah hikmah di balik kesulitan ada kemudahan. Satu kesulitan tak mungkin mengalahkan dua kemudahan. Baca juga Kisah Rumaysho Ummu Sulaim yang Sangat Penyabar Dari Rumaysho Ummu Sulaim, kita dapat belajar Pentingnya mempertahankan iman, bukan mengejar dunia hingga meninggalkan agama. Milikilah sifat itsar, dahulukan saudara kita dalam urusan dunia, walau sebenarnya kita butuh. Kalau itsar itu dianjurkan, bersedekah dan berderma tentu dianjurkan pula. Kita harus bersabar dalam menghadapi ujian. Sabar secara bahasa berarti al-habsu yaitu menahan diri. Sedangkan secara syari, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara 1 ketaatan kepada Allah, 2 hal-hal yang diharamkan, 3 takdir Allah yang dirasa pahit. Baca juga Tiga Bentuk Sabar Semoga Allah menganugerahkan kepada kita keimanan, kesabaran, dan akhlak yang mulia dengan pandai berderma dan memberi. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Referensi Tahdzib Hilyah Al-Auliya’ wa Thabaqaat Al-Ashfihaa’. Cetakan pertama, Tahun 1419 H. Shalih Ahmad Asy-Syami. Penerbit Maktahab Al-Islamy. – Disusun saat rewang di dekat Ponpes Darush Sholihin Jumat pagi, 19 Syawal 1443 H, 20 Mei 2022 Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Silakan unduh Khutbah Jumat “Belajar dari Rumaysho Ummu Sulaim Iman, Sabar, Akhlak Mulia”

AnNisaa`: 9) Jamaah Jumat rahimakumulluh, Sebagai generasi penerus bangsa, santri harus multitalenta. Hiasi dan bekali dirinya dengan kekuatan maksimal yang dipersiapkan sebagai instrumen membangun kemakmuran bangsa dan negara. Setidaknya ada 5 kekuatan yang harus dimiliki santri: Pertama, kuat aqidah. Seorang mukmin yang kuat aqidah dan

Khutbah Pertamaإِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباًيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًاأَمَّا بَعْدُMukadimahMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan berbagai nikmat yang tidak ada batasnya kepada kita shalawat dan salam senantiasa terlimpah untuk nabi kita yang mulia, Muhammad ﷺ , keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti sunnah beliau dengan sebaik-baiknya, secara tulus ikhlas dan penuh wasiatkan kepada diri kami pribadi dan jamaah shalat Jumat sekalian, marilah kita senantiasa berusaha bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, di mana pun kita berada, semaksimal kemampuan yang kita miliki sebagai manusia dengan takwa sajalah kita akan mulia di dunia dan akherat dan takwa itulah bekal terbaik untuk perjalanan abadi yang pasti kita lakukan suatu saat Mi’raj Moment Penuh MaknaMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Isra’, surat ke 17 ayat pertama,سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ – ١Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha ini menjadi dalil yang tegas bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperjalankan Nabi Muhammad ﷺ di malam hari di sebagian malamnya dengan jasad dan ruhnya dalam keadaan terjaga, bukan tidur, dari Masjidil Haram di Makkah menuju Baitul Maqdis, di negeri kita, Isra’ Mi’raj ini diperingati setiap tanggal 27 Rajab. Sebenarnya terdapat banyak perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang masalah dalam kitab sirah nabi, Ar-Rahiq Al-Makhtum, karya Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, disebutkan ada 6 pendapat tentang waktu terjadinya Isra’ Mi’ tahun Nabi ﷺ diangkat sebagai Nabi. Imam Ath-Thabari memilih pandapat tahun setelah kenabian. Imam An-Nawawi dan Al-Qurthubi menguatkan pendapat malam 27 Rajab tahun kesepuluh setelah kenabian. Al-Allamah Al-Manshur Fauri memilih pendapat bulan sebelum hijrah yaitu pada bulan Ramadhan tahun ke 12 setelah tahun dua bulan sebelum hijrah , yaitu bulan Muharram tahun ke 13 setelah tahun sebelum hijrah, yaitu di bulan Rabiul Awwal tahun ke 13 setelah kenabian.[i]Markaz Al-Fatwa Islamweb Qatar di bawah bimbingan Dr. Abdullah Al-Faqih menyatakan bahwa para ulama yang telah melakukan penelitian masalah ini menyatakan tidak ada dalil shahih tentang waktu Isra’ dan Mi’raj tersebut.[ii]Seluruh riwayat tentang waktu yang memastikan saat terjadinya Isra’ Mi’raj adalah dha’if / lemah. Di antara semua riwayat yang lemah tersebut, yang paling baik sanadnya adalah yang diriwayatkan oleh Musa bin Uqbah dari Az-Zuhri bahwa Isra’ Mi’raj itu terjadi satu tahun sebelum pendapat ini benar, maka Isra’ Mi’raj itu terjadi di bulan Rabiul Awwal. Sedangkan riwayat paling lemah yang dikritik oleh para ulama adalah pendapat yang menyatakan Isra’ Mi’raj itu terjadi pada bulan Rajab.[iii]Terlepas dari semua perbedaan pendapat tersebut, satu hal yang pasti bahwa Isra’ Mi’raj itu benar terjadi dan itu merupakan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ ini sangat menggemparkan bangsa Arab saat itu. Bahkan sampai sekarang masih ada sebagian orang yang meragukan peristiwa berlindung kepada Allah Ta’ala dari terperangkap kepada paham yang mendewakan akal sehingga berani menolak ayat al-Quran hanya karena dianggap berlawanan dengan ilmu pengetahuan alam Mi’raj merupakan momen yang sangat agung dan penuh dengan hikmah. Dalam kesempatan khutbah ini, kita akan urai apa yang terjadi saat Isra’ Mi’raj berdasar riwayat hadits yang shahih dan apa saja pelajaran atau hikmah di balik terjadinya peristiwa menakjubkan Yang Dialami Nabi ﷺ Dalam Isra Mi’rajMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Dalam perjalanan Isra’ dan Mi’raj, banyak hal yang dilihat dan dialami oleh Nabi ﷺ . Bila semua riwayat hadits tentang masalah ini disampaikan, maka waktunya tidak akan itu, kami ringkaskan penjelasan dari Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar terhadap hadits-hadits yang shahih tentang peristiwa Isra’ Mi’raj dalam bukunya Kisah-Kisah Ghaib dalam Hadits beliau menukil secara lengkap hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Manaqib Anshar, bab Al-Mi’raj no. 3887 dan juga oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman bab Al-Isra’ no. 162 dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mulai memberikan penjelasan yang secara ringkas sebagai berikut”Hal pertama yang dialami Nabi ﷺ adalah Malaikat Jibril membedah beliau dari leher paling bawah hingga bagian bawah perutnya, sehingga dada sampai perut beliau kosong, lalu mencucinya dengan air zam-zam dengan tangannya. Dia mencuci perutnya sampai didatangkan bejana dari emas yang di dalamnya terdapat mangkuk kecil dari emas pula, dan penuh dengan iman dan hikmah. Kemudian Jibril memenuhi dada dan urat-urat kerongkongannya dengan iman dan hikmah tersebut lalu menutupnya kembali. [Hadits riwayat Al-Bukhari 7517 dan Muslim 164]Setelah proses pencucian yang dilakukan Jibril alaihis salam terhadap Nabi ﷺ selesai, didatangkanlah seekor binatang tunggangan yang disebut dengan Buraq. Binatang ini telah disebutkan ciri-cirinya oleh Rasulullah ﷺ dalam sabdanya, ”Dia itu binatang putih dan panjang. lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari baghal.”Mengenai kecepatannya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Ta’ala. Nabi ﷺ hanya mengatakan, ”Dia meletakkan kuku kakinya sejauh mata memandang.”Rasulullah ﷺ menungganginya dan bertolak menuju Baitul Maqdis. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim Nabi ﷺ bersabda, ”Aku menungganginya hingga sampai di Baitul maqdis. Lalu aku menambatkannya pada tambatan yang sering dijadikan tempat tambatan oleh para Nabi. kemudian aku masuk masjid dan menunaikan shalat dua rakaat di dalamnya.”Di sana Allah mengumpulkan para Nabi dan beliau shalat bersama mereka sebagai imam. [Fathul Bari, Ibnu Hajar, 7/261]Setelah menunaikan shalat di dalam masjid lalu beliau keluar. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, ”Jibril datang kepada Nabi ﷺ dengan membawa semangkuk khamr dan semangkuk susu. Nabi ﷺ bersabda, ”Maka aku memilih susu.”Jibril berkata, ”Kamu telah memilih fitrah.” Ketika Rasulullah ﷺ lebih memilih susu daripada khamr, dalam hadits riwayat Al-Bukhari 4709 Jibril berkata kepada beliau, ”Segala puji bagi Allah yang telah menunjukimu kepada fitrah. Jika kamu mengambil khamr maka umatmu akan menyeleweng.”Kemudian beliau Mi’raj ke langit tertinggi. Ketika tiba di setiap lapis langit, Jibril meminta agar dibukakan pintu langitnya. Rasulullah ﷺ bersabda, ”Kemudian Jibril bertolak denganku hingga tiba di langit dunia lalu dia meminta dibukakan. Lalu ditanya,”Siapa ini?” Dia menjawab, ”Jibril.”Ditanya lagi, ”Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, ”Muhammad.” Ditanya lagi, ”Apakah dia telah menjadi rasul?” Dia menjawab,”Ya.” Lalu dikatakan, ”Selamat datang untuknya. Pendatang paling baik telah tiba.” Maka dibukalah pintu langit.”Terjadi hal yang sama pada setiap tingkat langit dari tujuh lapis langit tersebut. Di setiap tingkatan langit terdapat seorang Nabi atau lebih. Masing-masing dari mereka menyambut Nabi ﷺ , memberikan ucapan selamat datang dan mendoakan langit pertama beliau berjumpa dengan Adam alaihis salam. Pada langit kedua beliau disambut oleh Nabi Isa dan Nabi Yahya alaihimas berkata,”Ini adalah Yahya dan Isa. Ucapkanlah salam kepada keduanya.” Maka kuucapkan salam dan keduanya menjawab lalu berkata,”Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.”Rasulullah ﷺ ketika sampai di langit ketiga bertemu dengan Nabi Allah Yusuf alaihis salam. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi ﷺ berkomentar tentang Nabi Yusuf alaihis salam,”Ternyata dia orang yang diberi separuh ketampanan.”Di langit keempat Nabi ﷺ berjumpa dengan Nabi Idris alaihis salam. Pada langit kelima Nabi ﷺ bertemu dengan Nabi Harun alaihis salam. Pada langit keenam Nabi ﷺ berjumpa dengan Nabi Musa alaihis langit ke tujuh Nabi ﷺ berjumpa dengan Nabi Ibrahim alaihis salam. Jibril berkata,”Ini adalah ayahmu. Ucapkanlah salam kepadanya.” Maka kuucapkan salam kepadanya. Ibrahim menjawab salamku lalu berkata,”Selamat datang anak yang shalih dan nabi yang shalih.”Nabi ﷺ melihat Nabi Ibrahim ﷺ sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur. Setiap hari 70 ribu malaikat memasuki Baitul Makmur dan malaikat yang sudah masuk ke dalamnya tidak akan pernah kembali ke sana setelah ﷺ menyebutkan ciri-ciri Nabi Ibrahim alaihis salam yang ternyata serupa dengan beliau tampilan Rasulullah ﷺ dinaikkan hingga ke Sidratul Muntaha. Sidr adalah nama pohon yang banyak dikenal di kalangan orang Arab. Namun ini jenis pohon yang lain. Buahnya seperti jambangan dari kota Hajar, sebuah kota di Bahrain dan daunnya seperti telinga ﷺ melihat empat buah sungai di pangkal Sidratul Muntaha. Dua sungai batin dan dua sungai zhahir. Jibril menerangkan bahwa dua sungai batin adalah dua sungai di surga, sedangkan dua sungai zhahir adalah sungai Nil dan Sidratul Muntaha, Rasulullah ﷺ melihat Jibril dalam wujudnya yang asli. Jibril memiliki enam ratus sayap sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Al-Bukhari 3232 dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu di Sidratul Muntaha, Rasulullah ﷺ dimasukkan ke dalam surga. Di surga tersebut Rasulullah melihat sungai Al-Kautsar yang Allah berikan itu Allah memfardhukan shalat kepada beliau dan umatnya lima puluh kali sehari semalam. Ketika beliau melewati Musa alaihis salam, Musa bertanya tentang apa yang diperintahkan kepadanya oleh Nabi ﷺ menyampaikan perintah tersebut. Musa alahis salam mengatakan,”Umatmu tidak akan sanggup shalat 50 kali sehari. Demi Allah! Aku telah mencoba semua orang sebelummu.”Nabi Musa meminta beliau kembali menghadap Allah dan meminta keringanan untuk umatnya. Lantas Rasulullah ﷺ kembali menghadap Allah dan dikurangi sepuluh. Lalu Nabi ﷺ kembali kepada Musa alaihis salam dan Nabi Musa mengatakan sebagaimana tadi dan nabi ﷺ kemudian kembali menghadap Allah Ta’ tersebut terjadi berulang kali hingga tinggal menjadi 5 kali sehari. Ketika Musa alaihis salam masih meminta Nabi ﷺ untuk kembali minta keringanan, Nabi ﷺ berkata,”Aku sudah memohon kepada Allah sehingga aku merasa malu. Aku sudah ridha dan menerima.”Ketika Rasulullah ﷺ berlalu, ada suara yang menyatakan,”Aku berlakukan kewajiban dari-Ku dan Aku berikan keringanan kepada para hamba-Ku.”Setelah perjalanan lintas langit hingga sampai ke tingkat tertinggi tersebut, Nabi ﷺ kembali ke Makkah di malam itu Rasulullah menyampaikan kepada masyarakat Quraisy apa yang beliau alami pada malam Isra’ Mi’raj, maka mereka mendustakan Nabi ﷺ . Sebagian dari orang Quraisy yang pernah ke Baitul Maqdis bertanya kepada Nabi ﷺ tentang ciri-cirinya untuk hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,” Ketika orang-orang Quraisy mendustakanku, maka aku berdiri di Hijr. Kemudian Allah memperlihatkan kepadaku Baitul Maqdis sehingga aku mulai menyampaikan kepada mereka ciri-cirinya dengan melihat kepadanya.”[iv]بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًااللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعدPelajaran Hikmah Kisah dari Isra Mi’rajMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Dari peristiwa Isra’ Mi’raj yang sangat spektakuler ini, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil darinya. Syaikh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar sendiri menyebutkan 36 pelajaran, adab dan hukum yang disarikan dari hadits itu tidak mungkin kami sampaikan dalam kesempatan yang sangat terbatas ini. Kami sampaikan saja sebagian kecilnya sebagai pengetahuan buat kita semuanya. Secara ringkas di antara pelajaran yang bisa diambil adalah sebagai berikutKeutamaan Rasulullah ﷺ, mengingat beliau diangkat sampai ke derajat tertinggi dan menjadi imam shalat para nabi alaihimus zam-zam dibanding sumur-sumur yang lain karena Jibril mencuci hati dan rongga perut Nabi ﷺ dengan air langit ada binatang yang bukan binatang bumi. Dia memiliki beberapa keistimewaan yang tidak terdapat pada semua binatang di bumi. Di antaranya adalah Buraq yang ditunggangi oleh Rasulullah ﷺ dan sebagian Nabi yang Buraq karena kecepatannya yang luar biasa. Buraq meletakkan kaki ketika melangkah hingga pada tempat yang paling yang datang kepada orang lain maka dialah yang memulai dengan berkenalan dengan orang yang kita temui dalam perjalanan meminta ijin ketika kita hendak masuk ke rumah orang lain sebagaimana Jibril alaihis alam minta ijin ketika hendak masuk ke setiap lapis adab yang agung adalah menyambut orang baik yang datang kepadanya dan memujinya jika sudah mengetahui sifatnya dan malaikat memiliki Ka’bah di langit ke tujuh. Mereka menunaikan shalat ke sana dan menunaikan haji ke sana. Setiap hari 70 ribu malaikat masuk ke dalamnya. Setiap malaikat yang sudah masuk ke dalamnya, tidak diberi kesempatan lagi untuk kembali ke saran dari para pemberi nasehat yang terpercaya sebagaimana Nabi kita ﷺ menerima nasehat Musa alaihis salam agar kembali menghadap Allah dan meminta bepergian ke Masjidil Aqsha dan shalat di dan Mi’raj ke langit tertinggi yang dialami Rasulullah ﷺ adalah dengan jasad dan ruh beliau. Bukan ruh shalat dibandingkan fardhu yang lain karena difardhukan di tempat memuji seseorang di hadapannya jika aman dari dampak buruk pada orang dan neraka adalah makhluk boleh menyandarkan punggungnya ke Ka’bah dan mengarahkan wajahnya ke arah sebaliknya, sebagaimana dilakukan Ibrahim alaihis salam ketika menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur.[v]Demikian tadi sejumlah pelajaran dan hukum serta adab yang bisa diambil dari hadits tentang Isra’ Mi’raj. Semoga bisa menambah wawasan kita dan menguatkan iman Penutupإِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاللهم احفَظ المُسلمين في كل مكان، اللهم احفَظ المُسلمين في بلاد الشام، وانصُرهم على عدوِّهم وعدوِّك يا رب العالميناللهم إنا نسألُك الجنةَ وما قرَّبَ إليها من قولٍ وعملٍ، ونعوذُ بك من النار وما قرَّب إليها من قولٍ وعملٍاللهم أصلِح لنا دينَنا الذي هو عصمةُ أمرنا، وأصلِح لنا دُنيانا التي فيها معاشُنا، وأصلِح لنا آخرتَنا التي إليها معادُنا، واجعل الحياةَ زيادةً لنا في كل خيرٍ، والموتَ راحةً لنا من كل شرٍّ يا رب العالميناللهم إنا نسألُك الهُدى والتُّقَى والعفافَ والغِنى، اللهم أعِنَّا ولا تُعِن علينا، وانصُرنا ولا تنصُر علينا، وامكُر لنا ولا تمكُر علينا، واهدِنا ويسِّر الهُدى لنا، وانصُرنا على من بغَى علينااللهم اجعَلنا لك ذاكِرين، لك شاكِرين، لك مُخبتين، لك أوَّاهين مُنيبيناللهم تقبَّل توبتَنا، واغسِل حوبتَنا، وثبِّت حُجَّتنا، وسدِّد ألسِنتَنا، واسلُل سخيمةَ قلوبنااللهم اغفِر للمُسلمين والمُسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، اللهم ألِّف بين قلوبِ المُسلمين ووحِّد صُفوفَهم، واجمع كلمتَهم على الحقِّ يا رب العالمينإِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴾ [النحل 90]فاذكروا اللهَ يذكُركم، واشكُروه على نعمِه يزِدكم، ولذِكرُ الله أكبر، واللهُ يعلمُ ما تصنَعون.[i] Ar-Rahiq Al-Makhtum, Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Dar Ihyai At-turats, hal. 124.[ii] Kisah-Kisah Ghaib dalam Hadits Shahih, Dr. umar Sulaiman Al-Asyqar, Darul Falah, Jakarta, hal. 193-215.[v] Ibid, hal. 215-220.

Naskahkhutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengisi hari Asyura dengan dengan anjuran-anjuran Nabi Muhammad saw. Khutbah Jumat: Hikmah Manasik Haji. Khutbah; Khutbah Jumat: Berkahi Rezeki dengan Berbagi Generasi Muda dan Perubahan Zaman. 6. Khutbah Jumat: Kisah Ismail dan Larangan Menumpahkan Darah Manusia. 7. Khutbah
Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat tentang pesan-pesan ketakwaan, yakni dengan tetap memperhatikan seluruh perintah untuk dilaksanakan dan semua larangan untuk dihindari. Materi khutbah Jumat yang diangkat kali ini lebih dari sekadar menyoroti tentang pentingnya mengindahkan berbagai perintah dan larangan itu sendiri, melainkan sikap Allah di balik perintah dan larangan tersebut, sekecil apa pun bentuknya. Para mustami penyimak khutbah diharapkan meresapi perintah dan larangan bukan soal besar atau kecilnya tapi dari siapa perintah dan larangan itu berasal. Dengan begitu, kita tak akan meremehkan apa pun atau siapa pun karena di balik semua itu hadir ridha, murka, dan anugerah Allah. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang "Allah Sembunyikan 3 Perkara dalam 3 Perkara". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I الحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah Jumat hafidhakumullah, Dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tampak secara jelas sehingga setiap orang bisa menyikapinya dengan mudah. Demikian pula ada hal-hal yang tersembunyi sehingga tidak mudah menyikapinya. Jika Allah merahasiakan sesuatu, pasti Allah memiliki maksud tertentu tetapi dengan tujuan yang jelas. Menurut Ali Zainal Abidin bin Husein radhiallahu anhuma, Allah menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara sebagaimana dikutip Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab Al-Fushul al-Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah sebagai berikut وَقَالَ زَيْنُ اْلعَابِدِيْن عَلِيُّ ابْنُ اْلحُسَيْنِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا إنَّ اللهَ خَبَّأَ ثَلَاثًا فِى ثَلَاثٍ خَبَّأَ رِضَاهُ فِيْ طَاعَتِهِ فَلَاتَحْقِرُوا مِنْ طَاعَتِهِ شَيْئاً فَلَعَلَّ رِضَاهُ فِيْهِ، وَخَبَّأَ سُخْطَهُ فِيْ مَعْصِيَتِهِ فَلَا تَحْقِرُوْا مِنْ مَعْصِيَتِهِ شَيْئًا فَلَعَلَّ سُخْطَهَ فِيْهِ، وَخَبّأَ وِلَايَتَه فِي خَلْقِه فَلَا تَحقِرُوْا مِن عِبَادِهِ اَحدًا فَلَعَلهُ وَلِيُّ اللهِ Artinya Ali Zainal Abidin radhiallahu anhuma berkata, “Allah SWT menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara. Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam amal ketaatan kepada-Nya, maka jangan remehkan sesuatu pun dari ketaatan kepada-Nya, mungkin di situlah letak ridha-Nya. Allah menyembunyikan murka-Nya dalam perbuatan maksiat, maka jangan meremehkan sesuatu dari maksiat kepada-Nya, mungkin di situlah letak murka-Nya. Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya, maka jangan meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya, mungkan ia adalah wali-Nya.” lihat Al-Fushul al-Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 153. Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut Pertama, Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam amal ketaatan kepada-Nya. Perintah-perintah Allah banyak sekali jumlahnya. Dari yang banyak itu mungkin banyak pula yang telah kita laksanakan. Tetapi kita tidak tahu dari amal-amal ketaatan itu manakah yang mendapatkan ridha dari Allah subhau wata’ala karena Allah memang tidak memperlihatkan ridha-Nya atas amal-amal itu kepada hamba-hamba-Nya. Hal tersebut dimaksudkan agar hamba-hamba Allah tidak mudah merasa puas, lalu menyia-nyiakan kesempatan melakukan amal-amal kebaikan lainnya. Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan suatu amal kebaikan baik yang berat maupun yang ringan, baik yang populer di mata masyarakat maupun yang tidak populer setiap kali ada kesempatan untuk melakukannya. Jangan-jangan Allah justru memberikan ridha-Nya atas amal yang kebanyakan orang menganggapnya remeh temeh. Dalam kaitan ini ada kisah yang sangat penting untuk menjadi rujukan berupa sebuah kisah mimpi yang sangat menarik, yakni kisah tentang bagaimana Imam al-Ghazali bisa masuk surga karena kebaikan yang sepele. Kisah itu sebagai berikut رُؤيَ الغَزَالِيُّ فِى النَّوْمِ فَقِيْلَ لَهُ مَا فَعَلَ اللهُ بِكَ؟، فَقَالَ أَوْقَفَنِي بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ لِي بِمَ قَدَّمْتَ عَلَيَّ؟، فَصَرْتُ أذْكُرُ أَعْمَالِيْ، فَقَالَ لِمَ أَقْبَلُهَا، وَإِنَّمَا قَبِلْتُ مِنْكَ ذَاتَ يَوْمٍ نَزَلَتْ ذُبَابَةٌ عَلَى مِدَادِ قَلَمِكَ لِتَشْرَبَ مِنْهُ وَأَنْتَ تَكْتُبُ فَتَرَكْتَ اْلكِتَابَةَ حَتَّى أَخَذَتْ حَظَّهَا رَحْمَةً بِهَا، ثُمَّ قَالَ تَعَالَى اَمْضُوْا بِعَبْدِيْ إِلَى اْلجَنَّةِ. Artinya Dalam mimpi itu Imam al-Ghazali ditanya seseorang, “Bagaimana perlakukan Allah terhadap engkau? Beliau menjawab, “Allah SWT membawaku ke hadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku, “Lantaran apa Aku membawamu ke sisi-Ku? Aku pun menyebutkan berbagai perbuatanku. Dia berfirman, “Kami tidak menerimanya, sesungguhnya yang Kami terima darimu adalah pada suatu hari ada seekor lalat hinggap pada wadah tintamu untuk meminumnya, padahal kamu sedang menulis, lalu kamu menghentikan tulisanmu hingga seekor lalat itu itu selesai meminumnya, kamu lakukan hal itu karena kasihan terhadap lalat tersebut. Kemudian Allah memerintahkan, “Bawalah hamba-Ku ini ke surga.” lihat Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi, Nashaihul Ibad [Surabaya Nurul Huda, tanpa tahun], hal. 3. Jadi kisah di atas menceritakan bahwa Hujjatul Islam Imam al-Ghazali masuk surga bukan karena kitab-kitab yang beliau tulis dalam jumlah sangat banyak, tetapi karena membiarkan seekor lalat masuk ke wadah tinta yang beliau gunakan untuk menulis kitab. Nyamuk itu bermaksud minum karena haus hingga ia puas dan terbang meninggalkan Imam al-Ghazali. Jamaah Jumat hafidhakumullah, Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya atas perbuatan maksiat yang dilakukan hamba-Nya dan bukannya langsung memberikan hukuman atau azab atas kemaksiatan itu. Setiap kemaksiatan menimbulkan murka Allah kepada pelakunya, namun Allah tidak memperlihatkan murka-Nya yang dapat dirasakan langsung oleh pelakunya. Oleh karena itu hendaknya kita tidak mengganggap enteng atas kemaksiatan yang telah kita lakukan betapa pun kecilnya sebab bisa jadi Allah telah sangat murka atas kemaksiatan itu. Hal ini maksudnya agar kita tidak meremehkannya. Apalagi kemaksiatan itu kemudian diikuti dengan kemaksiatan-kemaksiatan lain yang justru menambah murka Allah subhanhu wa ta’ala. Intinya adalah setiap kemaksiatan harus menjadi perhatian kita karena bisa jadi Allah sangat marah atas kemaksiatan itu. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk banyak-banyak memohon ampun dengan memperbanyak istighfar agar Allah mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat, diikuti dengan penyesalan dan bertobat. Jamaah Jumat hafidhakumullah, Ketiga, Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya karena mungkin ia adalah waliyullah. Dengan kata lain kita sesungguhnya tidak perlu mengorek-ngorek apakah seseorang adalah waliyullah atau bukan terutama jika upaya ini hanya akan membuat kita meremehkan orang itu setelah kita meyakini bahwa ia bukan seorang wali. Justru seharusnya ketika Allah sengaja merahasiakan para wali-Nya dari hamba-hamba-Nya, maka kita sebaiknya memiliki keyakinan bahwa setiap orang sebaiknya kita hormati sebab mereka memang pantas dihormati karena kemanusiaannya. Allah sendiri memuliakan mereka sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا Artinya “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.” QS. Al-Isra’ 70 Selain itu, agar kita tidak gampang meremehkan orang lain dan justru terdorong untuk menghormatinya, kita perlu meyakini bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Cara ini lebih menjamin keselamatan kita dari meremehkan orang lain. Sebuah pepatah bahasa Arab menyatakan لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ لِكُلِّ شَيْئٍ مَزِيَّةٌ. Artinya “Janganlah engkau meremehkan orang lain sebab segala sesuatu atau setiap orang memiliki kelebihannya sendiri yang kita mungkin tidak memilikinya. Pepatah tersebut sejalan dengan firman Allah subhanahu wata'ala di dalam Al-Qur’an sebagai berikut يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” QS. Al Hujurat 11 Jamaah Jumat hafidhakumullah, Sekali lagi, Allah sengaja merahasiakan tiga perkara dalam tiga perkara sebagaimana disebutkan di atas agar manusia bersikap hati-hati dan berbuat adil baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Kesemua ini tidak lain adalah demi kebaikan kita masing-masing baik di dunia maupun akhirat. جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta. Baca naskah Khutbah Jumat lainnya Khutbah Jumat Bertawassul dengan Sedekah agar Terhindar dari Wabah Khutbah Jumat Pentingnya Mengendalikan Amarah Khutbah Jumat Larangan Bicara Agama Tanpa Dasar Ilmu
JUM'AT SINGKAT PADAT PENUH HIKMAH || TOPIK : DIALOG MALAIKAT IZROIL ||#khutbahjumat #harijumat #s
Klik di Sini untuk Membaca Berita Lainnya tentang Kumpulan Materi Khutbah - Berikut materi khutbah jumat singkat dengan tema hikmah dibalik musibah. Sesuai tema khutbah jumat ini mengenai hikmah seusai musibah. Musibah akan diterima setiap hambanya. Oleh karena itu sebagai seorang muslim, musibah harus kita sikapi makna di dalamnya. Baca juga Khutbah Jumat Singkat Sifat Sabar Baca juga Khutbah Jumat Singkat Salat Kewajiban Orang Islam Baca juga Khutbah Jumat Singkat Mempersiapkan Bekal Sebelum Kematian Ibarat sebuah pepatah dibalik kesusahan ada kemudahan. Kesusahan dan kemudahan itu merupakan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada setiap hambanya. Bagi khatib jumat khutbah berikut dapat dijadikan materi pembantu dalam menentukan tema khutbah. Materi khutbah ini dikutip dari Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima Semarang. Khutbah I السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا Jamaah jumah rohimakumullah. Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Dan juga selalu meningkatkan intensitas amal salih kita setiap harinya. Dalam situasi apapun kita tetap bersyukur kepada Allah SWT. Dan marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita secara berkualitas dalam menjalankan perintah dan larangan Nya. Kita pahami, saat sekarang kita masih menjalani ujian kehidupan dalam suasana covid-19, yang tentu dengan penuh kecemasan dan membawa korban. Dalam beberapa pekan terakhir ini, kita dapat menyaksikan banyak sekali musibah yang menimpa saudara kita. Mulai erupsi Gunung Semeru, gempa bumi, banjir hingga tanah longsor. Musibah itu tidak sedikit menyebabkan korban jiwa. Sejatinya kehidupan manusia tidak pernah sepi dari ujian Allah SWT. Kesenangan, kebahagiaan, dan kesedihan selalu hadir dan terus bergantian. Suka dan duka selalu menjadi hiasan dalam kehidupan kita. Seorang sahabat Wahab bin Minbah pernah menyatakan bahwa seorang yang berilmu tidak akan sempurna ilmunya sebelum dia menerima ujian sebagai nikmat dan nikmat sebagai ujian. Artinya bila seseorang ditimpa ujian pada hakikatnya sedang menanti datangnya nikmat. Sedangkan orang yang diberi kenikmatan oleh Allah SWT, sesungguhnya dia sedang menanti ujian. Kita sangat memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini pasti dengan izin Nya. Allah SWT berfirman. وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَهُوَ ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ "Dan jika Allah SWT menimpakan suatu bencana kapadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Allah mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Maha kuasa atas segala sesuatu." "Dan Dia lah yang berkuasa atas hamba-hamba Nya. Dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui." QS Al An’am ayat 17-18. Jamaah jumah rohimakumullah. Setiap ujian yang datang dari Allah SWT pasti memiliki nilai hikmah dan kebaikan. Hanya saja manusia sering luput menyingkap kebaikan tersebut. Berbagai ujian bencana dan musibah memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. "Tidaklah seorang Muslim itu semata-mata ditimpa musibah dengan keletihan, kesulitan, penyakit, kesedihan, bahkan dengan tusukan sebuah duri sekalipun, tiada lain Allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa dan kesalahan-kesalahan." HR Bukhari. Dengan adanya berbagai musibah dan bencana alam yang menimpa bangsa ini, sebagai seorang mukmin banyak hikmah yang dapat kita petik sebagai pembelajaran, pendewasan mental spiritual, dan sekaligus sebagai bahan muhasabah, tadabur serta dzikrullah. Pertama, ujian dan musibah ini merupakan keinginan Allah dengan cara untuk mengingatkan hamba-hamba Nya agar tidak melampaui batas, tidak melakukan kemaksiatan, dan kerusakan di muka bumi. Musibah dan ujian ini untuk menyadarkan manusia supaya bertaubat dan mendekatkan diri kepada Nya. Kedua, pentingnya meningkatkan integrasi ibadah dan isti'anah, meminta pertolongan Allah SWT. "Iyyaka na’budu waiyyaka nasta’iin." Tentunya integritas ini dibuktikan dengan kesalihan yang murni dengan peneguhan iman. Ketiga, menyadarkan manusia bahwa dunia ini adalah milik Allah SWT dan manusia memilki sifat lemah. Setiap ujian harus diimbangi dengan kesabaran dan sikap optimisme. Musibah pada awalnya memang penuh dengan duka, namun perlahan tapi pasti akan berganti dengan suka dan bahagia. Keempat, sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba Nya, apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menimpakan ujian kepada mereka. Untuk melihat siapa yang rida, maka ia akan meraih rida Allah SWT. Namun sebaliknya, siapa yang tidak suka maka Allah akan murka.HR Ibnu Majah. Jamaah jumah rohimakumullah. Seharusnya manusia dapat mendeteksi bencana dengan modal pengetahuan, jangan malah membuat kerusakan. Sebagaimana firman Allah SWT. مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ فِى الۡاَرۡضِ وَلَا فِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ نَّبۡـرَاَهَا ؕ اِنَّ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرٌۚ "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." QS Al Hadid ayat 22. Sebagai bangsa, adanya bencana yang bertubi-tubi dipandang dan dijadikan ujian untuk mengukur moral kita, apakah kita termasuk yang pandai bersyukur atau tidak. Serta untuk mengukur solidaritas sosial dan kemanusian. Di tengah bencana yang saudara kita sedang hadapi, semoga tidak ada yang memanfaatkan dengan mengail ikan di air keruh, melakukan kebohongan, politisasi bencana, serta korupsi dana bencana. Semoga memasuki tahun 2022 ini tidak terjadi bencana mengerikan lagi. Terjadinya bencana haruslah kita jadikan momentum untuk bangkit dengan spirit keimanan serta kemuliaan keadaban. Wallahu a’lam bishawab. بارك الله لي ولكم فى القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلا وته إنه هو الغفور الرحيم Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا Demikian materi khutbah jumat singkat, semoga bermanfaat. * Klik di Sini untuk Membaca Berita Lainnya tentang Kumpulan Materi Khutbah Apq3s.
  • ysbb3eb475.pages.dev/236
  • ysbb3eb475.pages.dev/159
  • ysbb3eb475.pages.dev/193
  • ysbb3eb475.pages.dev/127
  • ysbb3eb475.pages.dev/335
  • ysbb3eb475.pages.dev/137
  • ysbb3eb475.pages.dev/222
  • ysbb3eb475.pages.dev/14
  • ysbb3eb475.pages.dev/263
  • khutbah jumat kisah penuh hikmah